Pikirkan Alasan ini Ketika Kamu Bosan Menjomblo
![]() |
| Ngambil dari Pexels.com, keyword freedom |
Alasan Menjadi Jomblo Yang Tepat
Hallo semuanya, ini adalah tulisan kedua saya dalam blog ini, walaupun udah seminggu lebih saya buat ini blog, belum ada yang ngunjungin blog saya, sedih memang jadi blogger yang nulis bebas tanpa tentu arah.
kalo kamu lihat tulisan ini berarti selamat anda sudah berkunjung dan memberikan kontribusi dengan mengunjungi blog saya ini, saya juga menganjurkan nih, biar saya juga dapet masukan yang bagus, kalo bisa di komen atau dishare kalo tulisan saya ini bermanfaat ya, sekaligus biar blog saya bisa tersebar gitu. ( gak maksa kok)
begini ya, langsung aja ke pembukaan dari tulisan saya kali ini, tulisan ini berlatar belakang dari pengalaman pribadi, karena saya adalah seorang penggangguran tak ber-skill hanya modal depan komputer doang, makanya saya tidak punya kerjaan apa-apa dan pemikiran seperti ini muncul, ditambah umur saya yang tidak remaja lagi, yang sudah berkepala dua alias dua puluh tahunan, yang dimana rata-rata temen saya itu udah punya kerjaan dan tentunya udah punya gadis atau lelaki idaman masing-masing, saya masih saja dalam keadaan sendiri alias jomblo dan nganggur.
memang tidak bisa dipungkiri, kalo namanya jomblo itu bikin makan hati atau sakit di hati, nah loh? alasannya kenapa?
Jomblo itu sakit karena ...
- ngeliat yang disuka deket sama yang lain udah sakit hati
- ngeliat truck gandengan aja udah bikin baper
- ditanya udah punya pasangan udah sakit hati
- diejek jomblo ngenes pastinya sakit hatiiiii!
- dibilang gak laku pasti sakit hatiii!
- apalagi kalo dibilang homo bagi laki-laki
walau, hidup gak selebay itu, tapi nyatanya banyak orang yang begitu, tapi kalo ditanya orang, apakah saya begitu atau enggak? jawabannya pasti enggak
kenapa enggak?
Alasan Utama Saya Jomblo
karena prinsip saya itu "freedom is number one", karena menurut saya fundamental dari kehidupan ini salah satunya adalah kebebasan, ketika sebuah hubungan menjadi pembatas dalam hidup, saya akan meninggalkan itu.
omongan saya udah kayak politikus yang koar-koar di TV kayaknya, hahaha
tapi, ada satu hal yang saya lihat dari sebuah hubungan itu jadi dilematis, yaitu masalah pikiran yang tidak menentu karena ketidaksiapan salah satu atau kedua belah pihak.
sebelum saya nulis tentang dilematis sebuah hubungan yang tidak siap, alangkah lebih baiknya saya "men-clear-kan" atau menyelesaikan sebuah pertanyaan yang mungkin ada di benak temen-temen, yaitu "apakah sebuah hubungan itu menegasikan sebuah kebebasan dalam hidup?"
menurut saya jawabannya sesuai dengan kondisi yang ada pada sekitar temen-temen sendiri, yang artinya itu adalah relatif.
ada sebuah hukum yang sering kita dengar yaitu hukum sebab-akibat, hukum ini sangat mudah dimengerti, ada sebab ada akibat yang pasti, ketika kamu memilih untuk memulai hubungan setidaknya kamu punya tanggung jawab yang tidak tertulis untuk mengerti perasaan pasangan.
lebih jauhnya lagi menghargai perasaan pasangan dan memberikan perhatian semampu serta se-adil mungkin.
ketika, yang temen-temen pikirkan adalah hubungan yang tidak serius, misalnya pacaran dan kalo tidak cocok langsung putus, saya yakin poin di atas tidak akan dimengerti, meski dimengerti tapi dalam benak temen-temen akan ada sanggahan mengenai poin di atas.
pada realita yang terjadi di kehidupan sehari-hari khususnya masyarakat di Indonesia, meremehkan sebuah hubungan, yang akhirnya jadi dilematis.
kenapa dilematis? karena ada satu atau kedua belah pihak yang tidak siap dengan tanggung jawab menjaga perasaan pasangan, akhirnya ada yang namanya perselingkuhan, ada yang namanya cowok takut cewek, ada yang namanya cowok posessif, ada yang namanya cewek suka ngatur, dan masalah hubungan yang lainnya, yang kalo dilihat karena satu masalah yang sama.
sebelum puncak perpisahan terjadi yang akhirnya menimbulkan luka perasaan yang terekam oleh otak, akan ada kondisi salah satu pasangan yang merasa menjadi "korban, tidak betah, sakit hati, atau lainnya" yang memberikan kondisi dilematis,
yaitu "aku gak tahan tapi masih sayang"
dengan adanya kondisi begitu yang berulang terus, seharusnya saya memilih jomblo hingga waktu dan saat yang tepat untuk melepas kejomblo-an saya. dan dalam keadaan seperti itu lah saya merasa kebebasan saya ada yang dihilangkan, menjaga perasaan pasangan sedangkan pasangan tidak.
dan dengan adanya pemikiran seperti di atas saya sudah pasti tidak merasa sakit ketika "ocehan, serapah, hinaan, dan penilaian" buruk kepada title jomblo, orang jomblo itu masih bebas kok tidak ada satu kebebasan saya yang raib ditelan hubungan yang tidak dewasa itu.
akhir kalimat untuk mengakhir tulisan saya yang tidak berpoin dan terbilang amburadul, saya ucapkan terima kasih, komen dan jangan lupa dishare :)
salam dari NGANGGURU
Pria adalah makhluk yang paling dermawan, memberikan semua yang dia punya walau itu harus mengorbankan perasaan sedihnya yang tidak boleh dilihat oleh wanita atau pun pria lainnya

Komentar
Posting Komentar